
KlikParimo – Jumlah daerah rawan pangan di Sulawesi Tengah meningkat signifikan pada tahun 2023 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Menurut data dari Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) Sulteng 2023, terdapat 25 kecamatan yang masuk kategori rawan pangan prioritas 1, naik dari hanya 4 kecamatan pada tahun 2022. Faktor utama yang berkontribusi terhadap peningkatan ini adalah letak geografis yang sulit dijangkau akibat infrastruktur yang belum memadai, sehingga menghambat akses terhadap pangan yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA).
Menanggapi situasi ini, Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah meluncurkan inovasi sektor pangan berupa Terminal dan Transportasi Pangan Terpadu (Tetra Pandu) pada Senin, 20 Mei 2024 di Desa Toyado. Inovasi ini diresmikan langsung oleh Gubernur Sulawesi Tengah, H. Rusdy Mastura, didampingi oleh Bupati Poso, dr. Verna G.M. Inkiriwang. Program ini diharapkan dapat meningkatkan distribusi pangan kepada masyarakat dengan jumlah yang cukup, aman, bermutu, dan terjangkau, serta menurunkan angka daerah rawan pangan di Sulteng.
Program Tetra Pandu akan dilaksanakan di lima desa prioritas I (sangat rawan), yaitu:
1. Desa Walandano di Kabupaten Donggala
2. Desa Labuan di Kabupaten Poso
3. Desa Toyado di Kabupaten Poso
4. Desa Silanca di Kabupaten Poso
5. Desa/Pulau Bambu di Kabupaten Tojo Una-Una
Penetapan desa-desa tersebut didasarkan pada SK Gubernur Sulteng No. 500.6.1/15.1/Bappeda-G.ST/2024 tentang Penetapan Desa Percontohan Inovasi Terminal dan Transportasi Pangan Terpadu Tahun 2024.
Gubernur Sulawesi Tengah, H. Rusdy Mastura, dalam sambutannya menyampaikan bahwa inovasi di sektor pangan ini bertujuan untuk mewujudkan visi pembangunan Sulawesi Tengah 2021-2026 yaitu gerak cepat menuju Sulawesi Tengah yang lebih sejahtera dan maju melalui pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan penguatan kelembagaan. Inovasi ini juga menjawab isu kerawanan dan ketersediaan pangan, yang diharapkan dapat dikerjakan secara kolaboratif dan terkoordinasi antara OPD di tingkat provinsi serta antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.
“Inovasi ini harus menjadi praktik baik yang efisien dan efektif untuk menyelesaikan permasalahan jangka panjang. Desa Labuan, Desa Toyado, dan Desa Silanca sebagai lokasi pilot project diharapkan menjadi contoh bagi desa lain dalam kemandirian pangan. Metode inovasi ini diharapkan dapat diadopsi oleh Kabupaten Poso dan kabupaten lainnya untuk menyelesaikan permasalahan daerah rawan pangan,” ujar Gubernur Rusdy.
Bupati Poso, dr. Verna G.M. Inkiriwang, dalam sambutannya menekankan pentingnya respon baik dari berbagai pihak dalam penanganan daerah rawan pangan. “Penanganan daerah rawan pangan menuntut respon baik dari pemerintah pusat, perangkat daerah baik provinsi maupun kabupaten, pemerintah desa, pelaku-pelaku usaha, lembaga kemasyarakatan, serta lembaga pendidikan melalui partisipasi aktif dalam penyusunan, pelaksanaan, monitoring, serta evaluasi program-program sehingga dapat memberikan pengaruh signifikan terhadap pengurangan daerah dengan kategori rawan pangan. Melalui sinergitas dan kerjasama yang baik dari semua pemangku kepentingan, kita semua berharap masalah kerawanan dan kerentanan pangan dapat teratasi,” jelas Bupati Verna.
Bupati Verna juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah atas perhatian nyata terhadap masalah kerawanan pangan di Kabupaten Poso melalui inovasi Tetra Pandu. “Kami mengapresiasi keseriusan Bapak Gubernur dalam membantu masyarakat untuk menyelesaikan salah satu masalah mendasar dalam kehidupan masyarakat yaitu masalah pangan yang tentunya sangat erat hubungannya dengan isu nasional yaitu kemiskinan dan stunting. Semoga langkah ini terus berkelanjutan dan akhirnya akan membawa kesejahteraan bagi seluruh masyarakat,” tambahnya.
Dengan adanya program Tetra Pandu, diharapkan distribusi pangan di daerah-daerah rawan pangan dapat lebih optimal dan berkelanjutan, sehingga meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Sulawesi Tengah.